“HADIAH TERAKHIR UNTUK AYAH”
Selamat ulang tahun Ayah. Semoga
Allah selalu memberikan kesehatan untuk Ayah. Nayla sayang Ayah, meskipun
terkadang Nayla benci karna Ayah sering memarahi Bunda. Ayah, Nayla cuma bisa
kasih mawar merah untuk Ayah.Tapi Nayla janji, tahun depan Nayla pasti bisa membeli
hadiah yang Ayah suka. Nayla sayang Ayah.
Disisipkannya
surat tersebut pada bunga yang kini ia genggam.
Dengan
penuh kegembiraan ia kemudian berlari menuju beranda rumah untuk menunggu ayah
tercintanya. Namun seketika langkahnya terhenti.
“Apa??
Kecelakaan??”
Nayla
menoleh. Dipandanginya wajah sang Bunda yang kini berlinangan air mata.
“Bunda,
ada apa? Bunda, apa Ayah memarahi Bunda lagi? Bunda jangan menangis.” tangan
kecilnya kini mengusap pipi sang Bunda.
“Nggak sayang. Bunda nggak apa-apa. Sekarang Bunda harus jemput Ayah. Nayla tunggu di
rumah yaa?”
“Nayla
ikut Bun. Hari ini kan ulang tahun Ayah, Nayla punya hadiah untuk Ayah.”
“Tapi
sayang...”
“Nayla
ikut,” rengeknya.
“Yasudah,”
jawab ibunya.
Nayla
mengikuti langkah ibunya menuju garasi. Ia kemudian duduk pada jok belakang dengan bunga mawar yang
selalu ia pandang. Senyumnya terus saja mengembang.
Decitan
mobil yang mendadak membuat tubuh kecilnya terdorong ke depan.
“Bunda
kok berhentinya disini?”
“Sayang,
ayo kita turun.”
Nayla
hanya mengangguk meski dalam pikirannya tersimpan rasa heran. Ia berjalan
membuntuti ibunya tanpa meninggalkan bunga yang sedari tadi ia genggam. Mereka
kini menuju sekumpulan warga dan perlahan masuk dalam kerumunan tersebut.
“Ayahhhh...
Ayahhh..”
Nayla
berteriak seraya menghampiri ayahnya yang kini terbaring lemah di tanah
sementara ibunya kini terisak.
“Na-nayla..
Nayla..” ayah Nayla mulai membuka mulutnya dengan lemah.
“Ayahhh..
Ayah kenapa? Ayah, kepala ayah penuh darah. Ayo kita pulang Yah.” Nayla
menangis.
“Sa-sayang,
maafkan Ayah..”
“Ayah,
Nayla sayang Ayah. Sekarang ayo kita pulang Yah. Ayoo..”
“Ayah
juga sayang Nayla. Jangan pernah kecewakan Ayah, jaga Bunda baik-baik..”
Ayah
Nayla telah menghembuskan nafas terakhirnya. Nayla menangis sejadinya. Ibunya
pun semakin terisak.
“Ayahhhh...
Ayahhh... Ayah bangun, ayo kita pulang Yah. Ayah, hari ini ulang tahun Ayah.
Lihat ini, Nayla bawakan mawar merah yang cantik. Nayla janji, tahun depan
Nayla pasti menabung dan membeli hadiah ulang tahun yang Ayah suka. Ayahhhh..
Ayyaahhhhhh...”
==THE END==
Tidak ada komentar:
Posting Komentar