Senin, 24 April 2017

Cerpen "Hadiah Terakhir Untuk Ayah"


“HADIAH TERAKHIR UNTUK AYAH”


Selamat ulang tahun Ayah. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan untuk Ayah. Nayla sayang Ayah, meskipun terkadang Nayla benci karna Ayah sering memarahi Bunda. Ayah, Nayla cuma bisa kasih mawar merah untuk Ayah.Tapi Nayla janji, tahun depan Nayla pasti bisa membeli hadiah yang Ayah suka. Nayla sayang Ayah.
Disisipkannya surat tersebut pada bunga yang kini ia genggam.
Dengan penuh kegembiraan ia kemudian berlari menuju beranda rumah untuk menunggu ayah tercintanya. Namun seketika langkahnya terhenti.
“Apa?? Kecelakaan??”
Nayla menoleh. Dipandanginya wajah sang Bunda yang kini berlinangan air mata.
“Bunda, ada apa? Bunda, apa Ayah memarahi Bunda lagi? Bunda jangan menangis.” tangan kecilnya kini mengusap pipi sang Bunda.
Nggak sayang. Bunda nggak apa-apa. Sekarang Bunda harus jemput Ayah. Nayla tunggu di rumah yaa?”
“Nayla ikut Bun. Hari ini kan ulang tahun Ayah, Nayla punya hadiah untuk Ayah.”
“Tapi sayang...”
“Nayla ikut,” rengeknya.
“Yasudah,” jawab ibunya.
Nayla mengikuti langkah ibunya menuju garasi. Ia kemudian duduk pada jok belakang dengan bunga mawar yang selalu ia pandang. Senyumnya terus saja mengembang.
Decitan mobil yang mendadak membuat tubuh kecilnya terdorong ke depan.
“Bunda kok berhentinya disini?”
“Sayang, ayo kita turun.”
Nayla hanya mengangguk meski dalam pikirannya tersimpan rasa heran. Ia berjalan membuntuti ibunya tanpa meninggalkan bunga yang sedari tadi ia genggam. Mereka kini menuju sekumpulan warga dan perlahan masuk dalam kerumunan tersebut.
“Ayahhhh... Ayahhh..”
Nayla berteriak seraya menghampiri ayahnya yang kini terbaring lemah di tanah sementara ibunya kini terisak.
“Na-nayla.. Nayla..” ayah Nayla mulai membuka mulutnya dengan lemah.
“Ayahhh.. Ayah kenapa? Ayah, kepala ayah penuh darah. Ayo kita pulang Yah.” Nayla menangis.
“Sa-sayang, maafkan Ayah..”
“Ayah, Nayla sayang Ayah. Sekarang ayo kita pulang Yah. Ayoo..”
“Ayah juga sayang Nayla. Jangan pernah kecewakan Ayah, jaga Bunda baik-baik..”
Ayah Nayla telah menghembuskan nafas terakhirnya. Nayla menangis sejadinya. Ibunya pun semakin terisak.
“Ayahhhh... Ayahhh... Ayah bangun, ayo kita pulang Yah. Ayah, hari ini ulang tahun Ayah. Lihat ini, Nayla bawakan mawar merah yang cantik. Nayla janji, tahun depan Nayla pasti menabung dan membeli hadiah ulang tahun yang Ayah suka. Ayahhhh.. Ayyaahhhhhh...”


==THE END==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DUNIA MIMPI (real story)

Minggu, 03 September 2017 Hari ini kutuliskan sebuah kisah dalam dunia mereka yang kerap kuanggap tiada. Tapi kini aku mengenal merek...