Minggu, 14 Mei 2017

"Jiwa nan Melayang"

JIWA NAN MELAYANG

Biarkan sejenak mata ini terpejam
Hati ini merasakan sunyi dalam gelap
Kemudian diri ini terlelap
Abaikan saja jika jiwaku melayang
Bagai kapas terbang mengikuti satu pancaran cahaya
Dan bila nanti kubuka mata ini
Telah kulihat 4-5 ribu jiwa tanpa raganya
Mereka yang berdiam di tempatnya
Menangis dan merenungi masa hidupnya
Dan kulihat satu sosok yang mulai merangkak
Mendekatiku dengan penuh keraguan
Dua katup bibirnya berkata “Pulanglah”
Kulihat bagaimana dia membalikkan badannya
Dan berlalu bersama hembusan angin kencang
Hati ini masih saja bersama rasa bimbang
Kubiarkan langkah kaki ini yang menentukan
Berjalan dan terus berjalan
Kutinggalkan secercah cahaya yang kian meredup
Kupalingkan pandanganku dari jiwa-jiwa yang mulai berteriak
Dan kini kulihat dua pintu berjajar
Satu pintu dengan kilauan bak intan
Sedang pintu yang lain tampak tersihir oleh kegelapan
Jiwa-jiwa itu masih saja berteriak
Mereka mengucapkan kata yang sama
“Pulanglah”
Salah satu dari mereka mengisyaratkan dengan telunjuknya
Pintu yang berkilau itu
Mereka memberiku arah padanya
Namun hati ini masih saja bimbang
Kemanakah aku harus pulang?
Lagi dan lagi mereka berteriak
Kupejamkan dua mata ini
Berdegap hati dan kulangkahkan lagi kaki ini
Kurasakan bagaimana jiwa ini kembali melayang
Mengikuti kemilau cahaya yang begitu terang
Hatiku yang kini berbicara

“Aku pulang”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DUNIA MIMPI (real story)

Minggu, 03 September 2017 Hari ini kutuliskan sebuah kisah dalam dunia mereka yang kerap kuanggap tiada. Tapi kini aku mengenal merek...